---
Sharoni Kembali ke Publik: Hadiri Wisuda dan Sandang Gelar Doktor
Setelah lama tak muncul di hadapan publik, Dr. Sharoni kembali menjadi sorotan nasional. Kali ini bukan karena aktivitas politik atau sosialnya, melainkan karena momen istimewa dalam hidupnya — wisuda dan penyematan gelar doktor di Universitas Airlangga, Surabaya, pada Sabtu (12/10/2025).
Kehadirannya di aula utama kampus C Unair disambut tepuk tangan meriah dari para peserta wisuda dan tamu undangan. Dengan senyum tenang dan langkah mantap, Sharoni naik ke panggung untuk menerima ijazah doktoralnya dari Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak.
---
Perjalanan Panjang Menuju Gelar Doktor
Dalam sambutannya, Rektor Unair memberikan apresiasi tinggi kepada Sharoni yang dinilai mampu menyeimbangkan karier, keluarga, dan pendidikan dengan luar biasa.
> "Dr. Sharoni membuktikan bahwa komitmen dan semangat belajar tidak mengenal usia. Ia adalah contoh nyata bagaimana ilmu pengetahuan bisa menjadi bagian dari perjalanan hidup yang berkelanjutan," ujar Prof. Nasih dalam pidatonya.
Disertasi Sharoni yang berjudul "Transformasi Kepemimpinan dalam Era Digitalisasi Pendidikan Nasional" mendapat penilaian sangat memuaskan dari dewan penguji. Penelitiannya dianggap berhasil memetakan tantangan kepemimpinan pendidikan di era digital, sekaligus menawarkan model baru berbasis kolaborasi lintas sektor.
Sharoni menyebut bahwa riset tersebut berangkat dari kegelisahannya terhadap perubahan sistem pendidikan nasional yang sangat cepat namun belum merata dalam implementasinya.
> "Saya ingin pendidikan kita tidak hanya menyesuaikan zaman, tetapi juga memanusiakan manusia. Digitalisasi penting, tetapi esensi nilai dan karakter tidak boleh hilang," tutur Sharoni seusai prosesi wisuda.
---
Suasana Wisuda yang Mengharukan
Wisuda pascasarjana Universitas Airlangga kali ini diikuti oleh lebih dari 1.200 peserta dari berbagai fakultas. Namun perhatian banyak tamu tertuju pada sosok Sharoni yang duduk di barisan depan. Para peserta tampak antusias, bahkan beberapa mahasiswa sempat meminta foto bersama seusai acara.
Keluarga Sharoni yang hadir juga tak kuasa menahan air mata haru. Suaminya, anak-anak, serta sahabat dekat terlihat memberikan pelukan hangat saat Sharoni menerima medali dan piagam penghargaan.
> "Beliau tidak hanya seorang ibu dan istri yang hebat, tapi juga inspirasi kami semua untuk tidak berhenti belajar," ujar putri sulungnya, Nisa, kepada wartawan.
---
Dukungan dan Pengakuan dari Akademisi
Selain dari rektor, apresiasi juga datang dari kalangan akademisi. Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair, Prof. Dr. Siti Zuhroh, menilai kehadiran figur publik seperti Sharoni di dunia pendidikan bisa menjadi jembatan antara akademik dan masyarakat luas.
> "Keterlibatan tokoh publik dalam penelitian sosial sangat penting. Sharoni menghadirkan perspektif lapangan yang otentik, dan itu memperkaya diskursus ilmiah kita," jelas Prof. Zuhroh.
Ia juga berharap agar hasil penelitian Sharoni dapat dikembangkan menjadi buku atau modul pembelajaran untuk memperluas manfaatnya bagi mahasiswa dan praktisi pendidikan.
---
Pesan Inspiratif dari Sharoni
Dalam kesempatan pidatonya, Sharoni tidak lupa menyampaikan pesan motivatif bagi para wisudawan lain. Ia menekankan pentingnya ketekunan dan kejujuran dalam mencari ilmu, terutama di era digital yang penuh distraksi.
> "Belajar tidak berhenti di ruang kuliah. Setiap tantangan adalah guru, setiap pengalaman adalah pelajaran. Kita mungkin berhenti kuliah, tapi jangan pernah berhenti belajar," ucapnya disambut tepuk tangan meriah.
Sharoni juga mendorong generasi muda agar berani melakukan riset dan inovasi, terutama di bidang sosial dan pendidikan. Menurutnya, tantangan masa depan menuntut keberanian berpikir kritis dan kemampuan beradaptasi yang tinggi.
---
Rencana Pasca-Wisuda
Ketika ditanya mengenai rencana ke depan, Sharoni mengungkapkan keinginannya untuk kembali aktif dalam kegiatan akademik dan pengabdian masyarakat. Ia juga berencana menjadi dosen tamu di beberapa universitas dan mendirikan lembaga riset independen yang fokus pada isu kepemimpinan dan transformasi sosial.
> "Saya ingin ilmu ini tidak berhenti di kertas disertasi. Akan saya bawa keluar kampus, ke masyarakat, agar memberi manfaat nyata," katanya optimistis.
Selain itu, Sharoni disebut tengah mempersiapkan buku pertamanya yang akan memuat hasil penelitian dan refleksi pribadinya tentang perubahan dunia pendidikan di Indonesia.
---
Makna Kembali ke Publik
Kehadiran Sharoni dalam momen akademik ini juga menandai kembalinya dirinya ke ruang publik setelah beberapa tahun memilih fokus di bidang keluarga dan penelitian. Banyak pihak menilai langkah ini sebagai sinyal positif bahwa ia siap kembali berperan aktif di masyarakat dengan membawa perspektif baru yang lebih ilmiah dan reflektif.
Seorang pengamat sosial dari Universitas Negeri Surabaya, Dr. Arya Mahendra, mengatakan:
> "Kembalinya Sharoni ke publik melalui jalur pendidikan menunjukkan kelas tersendiri. Ini bentuk soft comeback yang elegan — bukan lewat panggung politik, tapi melalui kontribusi intelektual."
---
Penutup
Kisah Sharoni bukan sekadar cerita tentang meraih gelar akademik, melainkan perjalanan panjang tentang keteguhan hati, dedikasi, dan cinta terhadap ilmu pengetahuan. Ia membuktikan bahwa semangat belajar tidak pernah mengenal batas usia atau profesi.
Kini, dengan resmi menyandang gelar Dr. Sharoni, Ph.D., ia membuka babak baru dalam hidupnya — babak yang sarat makna dan harapan, membawa semangat bahwa pendidikan sejati adalah pengabdian tanpa akhir.
---