---
Software Engineer Senior: Perjalanan Teknologi dan Hikmah Seorang Tokoh Inspiratif
Pendahuluan
Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, khususnya di bidang teknologi informasi, sosok-sosok muda sering kali mendominasi pemberitaan. Namun, di balik hiruk-pikuk generasi digital, terselip tokoh-tokoh senior yang justru menjadi pondasi penting dalam membentuk wajah dunia teknologi saat ini. Artikel ini mengangkat kisah seorang software engineer senior—seorang bapak sepuh dengan latar belakang budaya yang kental, namun tetap aktif menciptakan inovasi di dunia pemrograman.
---
Bab 1: Jejak Awal di Dunia Teknologi
Pada era 1970-an, teknologi belum menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Saat sebagian besar masyarakat masih bergelut dengan pekerjaan manual, sang tokoh kita—yang akan kita sebut sebagai Pak Hamid—sudah tertarik dengan mesin ketik elektrik dan komputer mainframe pertama yang diperkenalkan di lingkungan pemerintahan.
Pak Hamid muda adalah seorang pengajar di sebuah madrasah, namun memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ia belajar sendiri dari buku-buku manual pemrograman COBOL dan BASIC yang dikirim oleh saudaranya dari luar negeri.
---
Bab 2: Komputer dan Kebudayaan Lokal
Salah satu keunikan Pak Hamid adalah kemampuannya menggabungkan budaya lokal dengan teknologi. Ia sering mengatakan, "Komputer itu ibarat alat musik—yang penting bukan seberapa canggihnya, tapi siapa yang memainkannya."
Di sela-sela mengajar ngaji, ia menyusun program sederhana untuk mengatur jadwal madrasah, sistem absen, dan pembukuan masjid. Semua ia lakukan menggunakan komputer tua dengan layar hijau monokrom.
---
Bab 3: Tantangan Menjadi Software Engineer di Era Transisi
Masuknya era internet pada 1990-an membawa tantangan baru. Banyak rekan seusianya menyerah dan enggan belajar teknologi baru. Namun tidak bagi Pak Hamid. Ia membeli komputer bekas dan mulai belajar HTML, kemudian PHP dan MySQL.
Dengan usia yang tak lagi muda, ia justru menjadi mentor bagi para pemuda di desanya. Mereka datang untuk belajar coding, meminjam buku dan flashdisk, atau hanya sekadar bertukar pikiran tentang keamanan server.
---
Bab 4: Pengabdian dan Pembangunan Komunitas Digital Desa
Pak Hamid menciptakan komunitas digital kecil bernama "Sambung Rasa Digital". Di komunitas ini, ia mengajarkan anak-anak dan remaja tentang pemrograman, etika penggunaan teknologi, dan dasar-dasar keamanan siber. Tak jarang ia mengadakan kelas gratis di teras rumahnya.
Yang paling terkenal adalah proyek "Sistem Informasi Warga RT", sebuah platform web sederhana untuk mencatat warga, pengeluaran kas RT, hingga laporan kegiatan. Program ini dibuat dan dikelola oleh para murid bimbingan Pak Hamid.
---
Bab 5: Kolaborasi dengan Generasi Muda
Pak Hamid sadar bahwa untuk membangun sistem yang solid, ia perlu bekerja sama dengan generasi muda. Ia membentuk tim kecil yang terdiri dari anak-anak muda usia 17–25 tahun. Ia bertindak sebagai arsitek sistem dan penasihat keamanan, sementara generasi muda mengeksekusi di sisi desain dan front-end.
Beberapa proyek yang sukses dikerjakan bersama antara lain:
Aplikasi absensi masjid berbasis NFC
Sistem manajemen UMKM lokal
E-learning madrasah berbasis Laravel
---
Bab 6: Mewujudkan "Islamic Tech" Berbasis Komunitas
Pak Hamid percaya bahwa teknologi bisa digunakan untuk memperkuat nilai-nilai keislaman dan sosial. Ia terlibat aktif dalam pengembangan aplikasi pengingat shalat berbasis lokasi, sistem khataman Qur'an online, dan forum tanya-jawab fikih melalui chatbot.
Visinya adalah membangun "masjid digital", di mana semua data kegiatan dikelola secara sistematis dan transparan.
---
Bab 7: Filosofi Hidup dan Kode Etik Pemrograman
Berikut adalah filosofi hidup yang sering ia ulang kepada murid-muridnya:
> "Niat itu penting. Coding itu amal jariyah kalau diniatkan untuk membantu umat."
Ia menanamkan pentingnya kode yang bersih, dokumentasi yang rapi, dan menjaga etika dalam penggunaan teknologi, terutama dalam hal privasi dan penyebaran informasi.
---
Bab 8: Dikenal Dunia Lewat Open Source
Salah satu sistem yang dibuatnya—"OpenMosqueERP"—menjadi perhatian dunia karena dibagikan gratis dan terbuka untuk siapa saja. Banyak komunitas Islam dari Malaysia, Turki, hingga Inggris menggunakan dan mengembangkan sistem ini.
Pak Hamid pun diundang secara daring untuk mengisi konferensi internasional Islamic Tech Summit sebagai narasumber kehormatan.
---
Bab 9: Teknologi, Tradisi, dan Transendensi
Meskipun hidup di tengah teknologi, Pak Hamid tetap menjaga tradisinya. Ia selalu tampil mengenakan baju koko marun dan kopiah, dan setiap sistem yang ia buat selalu diawali dengan basmalah.
Menurutnya, teknologi tanpa nilai spiritual akan menjadi liar. Ia percaya bahwa software engineer harus memiliki jiwa melayani, bukan hanya mengejar profit.
---
Bab 10: Warisan Digital dan Pengaruh Sosial
Kini, di usia lanjutnya, Pak Hamid sudah tidak seaktif dulu. Namun pengaruhnya terus hidup. Banyak alumni bimbingannya yang kini bekerja di startup teknologi, perusahaan software besar, bahkan menjadi pengajar.
Warisan digital yang ia tinggalkan tidak hanya berupa baris-baris kode, tapi juga nilai-nilai moral, disiplin, dan kecintaan terhadap ilmu.
---
Penutup: Teknologi dan Keteladanan Sosok Tersembunyi
Pak Hamid adalah bukti bahwa teknologi bukan hanya milik anak muda. Ia menunjukkan bahwa siapa pun bisa menjadi pelopor perubahan, asalkan memiliki semangat belajar, keikhlasan, dan niat baik.
Di dunia yang cepat dan serba instan, kita perlu menengok sejenak pada tokoh seperti beliau—yang dalam diam dan ketekunannya, telah menulis sejarah yang besar.
---
> Apakah Anda mengenal sosok seperti Pak Hamid? Mari teruskan cerita mereka. Karena di balik setiap baris kode, ada cerita kemanusiaan yang patut dihargai.
---