Surabaya Panas Terik: Suhu Mencapai 36 Derajat, Warga Diminta Waspada




---

Surabaya Panas Terik: Suhu Mencapai 36 Derajat, Warga Diminta Waspada

Surabaya, 15 Oktober 2025 – Kota Surabaya tengah mengalami fenomena cuaca ekstrem dengan suhu yang mencapai 36 derajat Celsius, menjadikannya salah satu hari terpanas dalam beberapa minggu terakhir. Lonjakan suhu ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga dan para ahli kesehatan, mengingat dampaknya yang cukup signifikan terhadap kesehatan masyarakat, aktivitas sehari-hari, hingga ekonomi lokal.

1. Penyebab Suhu Panas di Surabaya

Fenomena suhu tinggi di Surabaya bukan hanya sekadar kejadian musiman, tetapi merupakan hasil dari beberapa faktor yang saling berkaitan:

a. Musim Kemarau

Surabaya saat ini berada di puncak musim kemarau. Curah hujan yang rendah dan intensitas sinar matahari yang tinggi membuat suhu udara naik drastis. Musim kemarau ini biasanya berlangsung antara bulan Mei hingga Oktober, dengan suhu tertinggi terjadi pada Oktober. Intensitas matahari yang kuat membuat panas terakumulasi di permukaan bumi, terutama di kawasan perkotaan.

b. Efek Urban Heat Island

Fenomena urban heat island terjadi ketika aktivitas manusia di perkotaan, seperti kendaraan bermotor, industri, dan gedung tinggi, menyerap panas dan memerangkapnya di kota. Asal-usul fenomena ini berasal dari pembangunan kota yang cepat, dengan banyak permukaan beton dan aspal yang menyerap panas lebih banyak dibandingkan permukaan alami. Kota Surabaya, sebagai kota metropolitan dengan kepadatan tinggi, mengalami efek ini secara signifikan.

c. Perubahan Iklim Global

Pemanasan global yang terjadi akibat gas rumah kaca juga memengaruhi cuaca lokal di Surabaya. Lonjakan suhu ekstrem di kota-kota besar menjadi salah satu dampak nyata dari perubahan iklim global. Para ilmuwan mengingatkan bahwa kejadian suhu tinggi yang lebih sering dan intens akan menjadi fenomena normal jika upaya mitigasi iklim tidak segera dilakukan.

2. Dampak Kesehatan dari Suhu 36°C

Suhu udara yang mencapai 36°C dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan jika tidak diantisipasi:

a. Dehidrasi

Tubuh manusia kehilangan cairan melalui keringat untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil. Pada suhu tinggi seperti ini, tubuh dapat kehilangan cairan lebih cepat daripada biasanya, sehingga risiko dehidrasi meningkat. Gejala dehidrasi antara lain: mulut kering, pusing, mudah lelah, dan konsentrasi menurun.

b. Heatstroke

Heatstroke atau serangan panas adalah kondisi medis serius akibat tubuh terlalu panas. Gejala heatstroke meliputi pusing, mual, detak jantung cepat, kulit kemerahan, dan bahkan kehilangan kesadaran. Anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis memiliki risiko lebih tinggi.

c. Gangguan Aktivitas

Suhu panas yang ekstrem dapat mengurangi produktivitas. Karyawan atau pelajar yang tetap berada di bawah terik matahari tanpa pendingin alami berisiko cepat lelah, iritabilitas meningkat, dan fokus menurun. Aktivitas fisik berat sebaiknya dihindari pada jam puncak panas.

3. Tips Menghadapi Suhu Panas Ekstrem

Untuk mengurangi dampak negatif dari panas ekstrem, masyarakat dapat melakukan langkah-langkah pencegahan:

1. Minum Air Putih Secara Teratur
Disarankan minum 2–3 liter air per hari, bahkan jika belum merasa haus, agar tubuh tetap terhidrasi. Hindari minuman berkafein atau beralkohol karena dapat mempercepat dehidrasi.


2. Hindari Paparan Matahari Langsung
Saat matahari berada di puncaknya (10.00–15.00), sebisa mungkin tetap di dalam ruangan teduh. Jika harus keluar, gunakan payung, topi, dan kacamata hitam.


3. Pakaian Ringan dan Bernapas
Pilih pakaian berbahan katun atau linen yang dapat menyerap keringat dan membuat tubuh tetap sejuk. Hindari pakaian tebal atau sintetis yang menahan panas.


4. Tetap di Tempat Teduh atau Ber-AC
Bagi pekerja kantoran atau masyarakat yang memiliki akses AC, tetap berada di ruangan sejuk dapat mencegah heatstroke dan menurunkan risiko dehidrasi.


5. Perhatikan Kesehatan Anak dan Lansia
Anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis seperti jantung atau hipertensi harus ekstra hati-hati. Pastikan mereka tetap terhidrasi dan tidak berada di luar ruangan terlalu lama.



4. Sejarah Suhu Ekstrem di Surabaya

Dalam beberapa dekade terakhir, Surabaya pernah mencatat beberapa suhu ekstrem:

1997: Suhu mencapai 37°C saat musim kemarau panjang.

2006: Hari terpanas dengan 36,5°C, menimbulkan kepanikan di masyarakat karena banyak warga mengalami dehidrasi ringan.

2019: Puncak kemarau tercatat mencapai 36,8°C, memaksa pemerintah kota menyiapkan posko air minum gratis bagi warga.


Sejarah ini menunjukkan pola meningkatnya suhu maksimum tiap dekade, yang sejalan dengan tren global pemanasan bumi.

5. Dampak Ekonomi Suhu Panas

Suhu panas tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga ekonomi:

Produktivitas Menurun: Pekerja yang lelah dan mudah sakit cenderung menurunkan output kerja.

Biaya Energi Meningkat: Permintaan listrik untuk AC dan pendingin udara meningkat drastis.

Konsumsi Air Meningkat: Masyarakat membeli lebih banyak air minum kemasan, memengaruhi biaya rumah tangga.

Dampak pada Sektor Pertanian: Suhu tinggi dapat merusak tanaman yang sensitif terhadap panas, menurunkan hasil panen.


6. Prediksi Cuaca Mendatang

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi suhu Surabaya akan tetap tinggi dalam beberapa hari ke depan:

Siang Hari: 34–36°C

Malam Hari: 26–28°C

Curah Hujan: Rendah, kemungkinan hujan ringan sangat kecil


BMKG menyarankan warga untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru melalui aplikasi resmi atau media terpercaya.

7. Inovasi dan Langkah Mitigasi

Pemerintah kota Surabaya dan berbagai lembaga telah melakukan beberapa langkah mitigasi:

1. Penanaman Pohon dan Ruang Hijau: Untuk mengurangi efek panas kota.


2. Penyediaan Posko Air Minum: Khusus pada puncak kemarau untuk mencegah dehidrasi warga.


3. Kampanye Kesadaran Panas Ekstrem: Edukasi masyarakat melalui media sosial dan papan pengumuman tentang bahaya panas ekstrem dan cara pencegahannya.



8. Kesimpulan

Suhu Surabaya yang mencapai 36°C menjadi peringatan bagi warga untuk lebih waspada terhadap kondisi tubuh dan pola aktivitas sehari-hari. Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan, menjaga hidrasi, dan memperhatikan kesehatan, masyarakat dapat tetap produktif dan sehat meski menghadapi panas ekstrem. Fenomena ini juga mengingatkan perlunya kesadaran terhadap perubahan iklim global dan perlunya upaya mitigasi yang lebih serius.


---



PT SURABAYA SOLUSI INTEGRASI

PT SURABAYA SOLUSI INTEGRASI - JUAL BELI BLOG - JUAL BLOG UNTUK KEPERLUAN DAFTAR ADSENSE - BELI BLOG BERKUALITAS - HUBUNGI KAMI SEGERA

Post a Comment

Support By Yahoo!
Support By Bing

Previous Post Next Post