---
Semburan Berbau Gas Muncul di Sungai Rungkut Surabaya, PGN Lakukan Investigasi Intensif
Surabaya, Jawa Timur — Warga di kawasan Rungkut, Surabaya Timur, dikejutkan oleh fenomena tidak biasa pada Jumat pagi (17/10). Dari dasar Sungai Rungkut, muncul semburan air bercampur gas yang mengeluarkan bau menyengat menyerupai gas elpiji. Fenomena tersebut segera menarik perhatian warga, petugas keamanan lingkungan, hingga pihak berwenang karena khawatir mengandung unsur gas berbahaya.
Menurut pantauan di lapangan, semburan itu terjadi di aliran sungai kecil yang melintas di Jalan Rungkut Madya Gang II, tidak jauh dari kawasan perumahan padat penduduk dan sejumlah fasilitas umum. Semburan tampak berupa gelembung besar yang keluar secara periodik dari dasar air, kadang disertai percikan kecil. Aroma yang muncul cukup kuat, mirip dengan gas rumah tangga yang bocor.
---
Reaksi Warga dan Awal Kejadian
Warga sekitar sempat panik. Beberapa di antaranya menutup hidung dan menjauh dari sungai karena khawatir terjadi kebakaran atau ledakan.
"Awalnya kami kira cuma air mampet atau pipa got bocor, tapi lama-lama baunya seperti gas. Bahkan terasa di halaman rumah," tutur Dedi Wibowo (47), warga RT 03 RW 04 Rungkut Kidul.
Warga lain, Siti Mariam (39), mengatakan bahwa anjing peliharaannya sempat gelisah dan menggonggong terus sebelum semburan terlihat. "Setelah keluar bau itu, hewan-hewan seperti tidak nyaman. Kami langsung lapor ke ketua RT dan lanjut ke pos keamanan lingkungan," ujarnya.
Petugas keamanan kampung kemudian menghubungi BPBD Kota Surabaya dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) karena khawatir semburan itu merupakan kebocoran dari jalur pipa gas bawah tanah yang melintasi wilayah tersebut.
---
PGN dan Tim Gabungan Turun ke Lokasi
Sekitar pukul 09.30 WIB, tim teknis PGN Wilayah Jawa Timur tiba di lokasi bersama petugas Damkar, BPBD, Satpol PP, dan kepolisian sektor Rungkut.
Tim segera memasang garis pengamanan, menutup akses bagi warga, dan melakukan pengukuran awal kadar gas menggunakan alat detektor portabel.
"Tim kami bergerak cepat setelah menerima laporan. Tindakan pertama adalah memastikan keselamatan warga dengan membatasi area radius 50 meter dari titik semburan," ujar Rizky Adi Nugroho, Manager Humas PGN Jatim.
Menurut Rizky, pemeriksaan awal menunjukkan adanya indikasi gas metana (CH₄) di udara sekitar lokasi, namun masih di bawah ambang batas bahaya.
"Belum bisa disimpulkan sumbernya, apakah berasal dari sistem jaringan PGN atau dari proses alami bawah tanah. Saat ini investigasi mendalam sedang dilakukan," jelasnya.
---
Evakuasi dan Pengamanan Wilayah
Pihak Damkar Kota Surabaya menyiagakan dua unit mobil pemadam di sekitar sungai sebagai langkah antisipatif. Selain itu, polisi dan Satpol PP menertibkan warga yang sempat berkerumun dan mengambil gambar dengan ponsel.
"Langkah pengamanan dilakukan untuk mencegah risiko percikan api atau korsleting listrik di area sekitar semburan. Kami juga minta warga tidak menyalakan api, merokok, atau membakar sampah di radius 100 meter," kata Kepala Seksi Operasi Damkar Surabaya, Wahyu Setiawan.
Sebagian warga sempat diminta meninggalkan rumah sementara hingga situasi benar-benar aman. Petugas juga memeriksa saluran air dan gorong-gorong di sekitar lokasi untuk memastikan tidak ada gas mengalir melalui pipa lain.
---
Analisis Awal dari PGN dan DLH Surabaya
Dalam konferensi pers sore hari, PGN menjelaskan bahwa pihaknya tengah melakukan uji kebocoran pada jaringan distribusi gas bumi yang melintas tidak jauh dari Sungai Rungkut. Pemeriksaan dilakukan menggunakan alat laser methane detector yang dapat mendeteksi konsentrasi gas hingga satuan parts per million (ppm).
"Dari hasil pengukuran sementara, tidak ada kebocoran signifikan di pipa aktif PGN, sehingga besar kemungkinan semburan berasal dari gas biogenik alami," kata Rizky.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya juga ikut mengambil sampel air dan udara di sekitar lokasi untuk diuji di laboratorium. "Kami ingin memastikan kandungan gas tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan. Jika benar metana, biasanya muncul dari proses pembusukan bahan organik di dasar sungai," ujar Kepala DLH Surabaya, Rina Kusuma.
---
Pendapat Ahli Geologi dan Analisis Ilmiah
Fenomena semburan gas di sungai bukanlah hal baru, meski jarang terjadi di kawasan perkotaan padat seperti Rungkut. Ahli geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dr. Supriyanto, menilai semburan ini kemungkinan besar berasal dari akumulasi gas metana di lapisan tanah lempung.
"Metana bisa terbentuk dari proses pembusukan biomassa seperti daun, ranting, atau sampah organik yang tertimbun di dasar tanah. Saat tekanan meningkat akibat perubahan air tanah, gas itu akan mencari jalan keluar, biasanya melalui retakan atau sungai," jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa fenomena seperti ini kadang diperparah oleh aktivitas pembangunan atau proyek galian, karena perubahan tekanan tanah dapat membuka jalur bagi gas untuk keluar. "Jika di sekitar lokasi ada proyek pipa, sumur resapan, atau fondasi bangunan baru, itu bisa menjadi faktor pemicu," ujarnya.
---
Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada
Pemerintah Kota Surabaya meminta warga untuk tidak panik namun tetap waspada. Kepala BPBD Surabaya, Bambang Haryono, mengatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan hingga semburan benar-benar berhenti.
"Tim kami siaga 24 jam. Kami sudah menempatkan sensor portabel di sekitar lokasi untuk mendeteksi jika kadar gas di udara meningkat. Bila situasi memburuk, evakuasi tambahan akan dilakukan," katanya.
Sementara itu, pihak kelurahan bersama relawan linmas membagikan masker dan selebaran imbauan kepada warga agar tidak melakukan aktivitas yang berpotensi memicu api.
---
Kondisi Terbaru: Semburan Mulai Melemah
Menjelang malam, pantauan terakhir menunjukkan tekanan semburan mulai menurun. Air yang semula memercik kuat kini hanya menghasilkan gelembung kecil di permukaan sungai. Tim PGN dan DLH masih terus melakukan pengukuran rutin setiap dua jam untuk memastikan kadar gas menurun stabil.
"Dari hasil sementara, tidak ditemukan kandungan gas beracun seperti H₂S (hidrogen sulfida). Kami tetap akan pantau hingga beberapa hari ke depan," ujar Rizky.
---
Fenomena Serupa Pernah Terjadi
Kasus semburan gas seperti ini pernah tercatat di beberapa wilayah lain di Indonesia. Pada tahun 2018, semburan gas metana juga muncul di Sidoarjo setelah hujan deras, dan pada 2022 fenomena serupa sempat muncul di Bojonegoro. Dalam sebagian besar kasus, gas tersebut tidak berbahaya, namun tetap memerlukan penanganan hati-hati karena mudah terbakar.
"Metana sendiri tidak beracun, tapi sangat mudah menyala jika bercampur dengan udara dalam konsentrasi tertentu," jelas Dr. Supriyanto. "Karena itu, langkah PGN dan BPBD untuk mengamankan area sudah sangat tepat."
---
Langkah Lanjutan PGN
PGN memastikan bahwa keselamatan publik menjadi prioritas utama. Setelah investigasi tuntas, mereka akan merilis laporan resmi dan kemungkinan pemasangan sistem pemantau gas permanen di kawasan Rungkut untuk mencegah kejadian serupa.
"Jika memang gas alam dangkal ditemukan, kami akan menutup titik semburan menggunakan metode injeksi semen atau material inert agar tidak keluar ke permukaan," kata Rizky.
Selain itu, PGN berjanji untuk bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya dalam edukasi keselamatan energi kepada masyarakat, agar warga lebih peka terhadap tanda-tanda kebocoran gas dan tahu langkah yang harus dilakukan.
---
Kesimpulan Sementara
Hingga Jumat malam, situasi di Sungai Rungkut terpantau aman terkendali. Bau gas mulai berkurang, dan aktivitas warga perlahan kembali normal meski sebagian masih enggan berlama-lama di tepi sungai.
Pihak PGN dan BPBD tetap siaga sambil menunggu hasil laboratorium lengkap dari DLH dan ITS Surabaya. Pemerintah Kota menegaskan, hasil investigasi akan diumumkan secara terbuka agar tidak menimbulkan spekulasi di masyarakat.
> "Kami menghargai kerja cepat PGN dan seluruh pihak yang terlibat. Yang terpenting, warga tetap tenang dan tidak mudah percaya isu liar. Semua sedang ditangani dengan profesional," ujar Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dalam pernyataannya.
---
Informasi Penting untuk Warga
Laporkan segera ke nomor darurat PGN 135 jika mencium bau gas atau melihat gelembung mencurigakan.
Hindari menyalakan api terbuka di sekitar lokasi semburan.
Gunakan masker jika bau gas terasa menyengat.
Ikuti instruksi petugas BPBD dan PGN di lapangan.
---