KEHANGATAN DALAM KEBERSAMAAN DI RUMAH
Suasana sore itu terasa begitu hangat di sebuah ruang tamu sederhana namun penuh kenangan. Di ruangan yang diterangi cahaya alami dari jendela, tampak tiga orang sedang menikmati waktu bersama. Seorang pria duduk di depan, sementara dua wanita tampak berbincang akrab di kursi merah di sisi belakang. Meski suasana tampak santai, ada nuansa kekeluargaan yang kuat yang menyelimuti momen tersebut.
Ruang tamu dengan dinding berlapis keramik dan jendela berteralis itu seolah menjadi saksi bisu kebersamaan yang tulus. Di atas meja tampak aneka camilan, botol air mineral, dan toples kecil berisi kue — tanda bahwa obrolan ringan mungkin ditemani oleh suguhan khas rumah. Hal-hal sederhana seperti inilah yang sering kali menjadi sumber kebahagiaan sejati: berkumpul, berbagi cerita, dan melepas rindu.
Dalam kehidupan modern yang serba cepat, momen seperti ini menjadi langka. Namun, bagi keluarga yang masih menjunjung nilai-nilai kebersamaan, setiap pertemuan adalah kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi. Entah itu membicarakan kabar anak-anak, mengenang masa lalu, atau sekadar saling bertukar senyum — semua menjadi bagian dari kenangan berharga yang sulit tergantikan.
Kehangatan keluarga bukan diukur dari besar rumah atau mewahnya perabotan, melainkan dari hati yang saling menerima dan menghargai. Di ruang sederhana seperti ini, cinta dan kasih sayang tumbuh dengan alami.
Barangkali, inilah yang disebut kebahagiaan sejati: saat kita bisa duduk bersama orang-orang tercinta, tanpa perlu banyak kata, namun penuh makna.
---