Wisata Religi Tebuireng 20 Juli 2025: Napak Tilas Spiritual di Jantung Jombang
Pendahuluan: Ziarah Bukan Sekadar Perjalanan
Di tengah padatnya aktivitas dan gemuruh kehidupan digital modern, manusia tetap mencari ketenangan batin yang tak bisa didapatkan dari gawai atau layar. Maka, ziarah menjadi jalan yang tidak hanya memperkaya jiwa, tetapi juga mendekatkan hati pada nilai-nilai spiritual dan historis. Pada tanggal 20 Juli 2025, ribuan peziarah datang ke Tebuireng, Jombang, untuk merenungi jejak para ulama besar Indonesia. Tulisan ini merekam secara utuh pengalaman penulis dan sejumlah pengunjung lain dalam menelusuri wisata religi ke Pesantren Tebuireng.
---
Bab 1: Mengenal Tebuireng – Pusat Peradaban Islam di Jawa
Pesantren Tebuireng bukan hanya pondok biasa. Berdiri pada tahun 1899 oleh KH Hasyim Asy'ari, pesantren ini menjadi pelopor pendidikan Islam modern di Indonesia. Dari Tebuireng pula lahir tokoh-tokoh besar seperti KH Wahid Hasyim dan Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
1.1 Sejarah Singkat
1899: Berdiri oleh KH Hasyim Asy'ari
1944: Tebuireng menjadi pusat perlawanan intelektual terhadap penjajah
1970-an: Reformasi kurikulum pendidikan pesantren
2000-an: Menjadi ikon wisata religi di Jawa Timur
---
Bab 2: Suasana Ziarah 20 Juli 2025 – Pagi yang Penuh Hikmah
Hari Minggu, 20 Juli 2025, sejak pukul 06.30 WIB jalanan menuju Tebuireng mulai dipadati kendaraan dari berbagai daerah. Cuaca cerah berawan menciptakan kondisi yang nyaman untuk ziarah.
2.1 Suasana di Kompleks Makam
Kompleks Makam Tebuireng mencakup:
Makam KH Hasyim Asy'ari
KH Wahid Hasyim
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Pengunjung datang silih berganti, membaca tahlil dan surah Yasin, serta mendoakan keselamatan bangsa. Raut wajah mereka tenang, ada yang terisak, ada pula yang diam sambil menunduk khusyuk.
---
Bab 3: Museum Islam Nusantara – Menyusuri Sejarah Lewat Artefak
Di samping kompleks makam berdiri Museum Islam Nusantara KH Hasyim Asy'ari, museum ini dibangun dengan arsitektur modern, menyerupai piramida bersegi delapan.
3.1 Koleksi Utama
Naskah kuno karya ulama Nusantara
Replika kamar Gus Dur waktu nyantri
Galeri perjuangan ulama melawan kolonial
Diorama dakwah Islam di pelosok Indonesia
3.2 Program Edukasi
Tur edukatif untuk siswa
Workshop kaligrafi dan kitab kuning
Pemutaran film dokumenter sejarah Islam Nusantara
---
Bab 4: Ritual Ziarah dan Refleksi Batin
Ziarah di Tebuireng bukan sekadar kegiatan fisik. Banyak peziarah merasakan getaran batin yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.
4.1 Makna Ziarah
Mengingat perjuangan ulama
Menguatkan hubungan dengan sejarah bangsa
Menenangkan hati dan memohon keberkahan
4.2 Doa Bersama
Setiap pukul 09.00 dan 20.00 WIB, biasanya diadakan doa bersama oleh rombongan peziarah dari pesantren atau komunitas majelis taklim. Kegiatan ini sering kali diiringi lantunan shalawat yang menggetarkan hati.
---
Bab 5: Kuliner dan Oleh-Oleh Spiritual
Ziarah tidak lengkap tanpa mencicipi makanan khas lokal dan membawa pulang buah tangan.
5.1 Kuliner Khas
Nasi Lodho: Ayam kampung berbumbu santan dan cabai
Tape Ketan Hitam: Manis dan menyegarkan
Kopi Rempah Tebuireng: Campuran jahe, cengkeh, dan kayu manis
5.2 Suvenir
Tasbih dari kayu gaharu
Buku biografi KH Hasyim Asy'ari
Mukena bordir dan sarung khas Tebuireng
---
Bab 6: Ziarah Malam – Ketika Sunyi Menjadi Ladang Doa
Mulai pukul 20.00 hingga 02.00 WIB, kompleks makam dibuka kembali. Suasana malam jauh lebih hening, menjadikan waktu ini favorit bagi peziarah yang ingin mendalami doa dan refleksi spiritual.
6.1 Pengalaman Malam
Udara sejuk dan langit berbintang
Lantunan dzikir bergema pelan
Banyak yang memilih berdiam diri, merenung, dan menangis dalam doa
---
Bab 7: Jejak Keilmuan dan Pendidikan
Pesantren Tebuireng kini memiliki:
Universitas Hasyim Asy'ari
Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah
Pondok Santri Internasional
Pengunjung bisa berinteraksi dengan santri, mengikuti kuliah tamu, atau sekadar berkunjung ke perpustakaan pesantren yang menyimpan ribuan kitab kuning klasik.
---
Bab 8: Agenda Harian Ziarah 20 Juli 2025
Waktu Kegiatan
06.30 Tiba di Tebuireng, registrasi pengunjung
08.00 – 09.30 Ziarah Makam KH Hasyim Asy'ari dan Gus Dur
10.00 – 11.00 Tur Museum Islam Nusantara
11.00 – 12.00 Sholat Dzuhur di Masjid Utama Tebuireng
12.30 – 14.00 Makan siang dan belanja oleh-oleh
15.00 – 17.00 Jalan-jalan ke Tambakberas (makam KH Wahab Chasbullah)
20.00 – 22.00 Ziarah malam dan doa bersama
---
Bab 9: Kesaksian Peziarah
> "Saya datang dari Pekalongan. Setiap tahun saya sempatkan ke Tebuireng. Rasanya seperti disambut oleh orang tua sendiri. Ada rasa damai yang tak bisa didefinisikan." – Ibu Siti, 51 tahun
> "Gus Dur itu teladan kami. Ziarah ini bukan hanya untuk mendoakan beliau, tapi juga belajar dari kehidupannya." – Pak Yanto, guru madrasah dari Surabaya
---
Bab 10: Penutup – Spirit Ziarah untuk Masa Depan
Tebuireng bukan hanya tempat sejarah. Ia adalah sumur spiritual bangsa Indonesia. Di tengah godaan dunia modern, ziarah ke Tebuireng menjadi ajang menata hati, menyusun ulang prioritas, dan menyerap kembali semangat perjuangan, keikhlasan, dan cinta tanah air.
Semoga ziarah 20 Juli 2025 ini menjadi bekal spiritual bagi siapa pun yang datang, dan menjadikan kita pribadi yang lebih sadar, bijak, dan berakhlak.
---
Catatan: Jika Anda belum sempat mengunjungi Tebuireng, pastikan untuk menjadwalkannya. Tidak perlu menunggu momen istimewa. Karena setiap hari adalah waktu terbaik untuk mendekatkan diri kepada sejarah dan Sang Pencipta.