Software Engineer Sepuh: Jejak Digital Sang Pemersatu Zaman



---

"Software Engineer Sepuh: Jejak Digital Sang Pemersatu Zaman"


---

Kata Pengantar

Di tengah derasnya arus transformasi digital, kisah para software engineer muda kerap mengisi berbagai ruang media. Namun, jauh dari sorotan utama, berdirilah seorang figur luar biasa—seorang pria sepuh berkopiah, mengenakan baju koko marun sederhana, yang dengan ketekunan dan dedikasi luar biasa turut membangun fondasi dunia perangkat lunak Indonesia dari balik layar. Artikel ini mengangkat kisah dan inspirasi dari figur tersebut—sosok yang tak hanya menguasai teknologi, tetapi juga menjembatani nilai-nilai tradisional dengan semangat digitalisasi.


---

BAB 1: Masa Kecil di Era Analog

Pak Haji Syamsul lahir di desa kecil di pinggiran Pulau Jawa pada tahun 1947. Kala itu, komputer masih menjadi barang ajaib di negeri barat. Ia tumbuh besar di tengah keluarga sederhana, namun penuh semangat belajar. Ayahnya adalah seorang guru agama, sementara ibunya penenun batik. Sejak kecil, Syamsul terbiasa dengan pola hidup disiplin dan penuh tanggung jawab.

Meski hidup serba terbatas, Syamsul selalu penasaran dengan teknologi. Pada usia 12 tahun, ia pertama kali melihat radio transistor dan langsung jatuh cinta dengan dunia elektronik. Ia mulai membongkar radio rusak milik tetangganya hanya untuk memahami cara kerja di baliknya.


---

BAB 2: Awal Perkenalan dengan Dunia Komputer

Ketika Indonesia mulai membuka akses pendidikan teknik di tahun 1970-an, Syamsul mendapatkan beasiswa untuk belajar teknik elektro di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Di sinilah ia untuk pertama kalinya berinteraksi dengan komputer IBM mainframe—besar, bising, dan hanya bisa digunakan oleh beberapa orang tertentu.

Namun, semangat belajar Syamsul tak mengenal batas. Ia menghabiskan malam-malam panjang untuk memahami bahasa pemrograman COBOL dan Fortran. Ia mencatat dengan teliti setiap perintah dan logika yang ia pelajari. Inilah awal perjalanannya sebagai software engineer.


---

BAB 3: Pionir Pemrograman di Industri Pemerintahan

Pada awal 1980-an, Syamsul bergabung dengan salah satu lembaga pemerintahan di Jakarta yang sedang membangun sistem administrasi digital. Ia menjadi bagian dari tim kecil yang membangun sistem pendataan pegawai negeri berbasis komputer. Kala itu belum ada framework modern—semua dibuat dari nol.

Ia dikenal sebagai pemikir yang sistematis. Dalam tim, ia sering dimintai bantuan dalam menyusun logika alur data yang efisien. Ia menjadi jembatan antara user dari kalangan non-teknis dan teknisi yang lebih muda. Walau tidak setenar tokoh IT masa kini, jasanya tak tergantikan.


---

BAB 4: Menolak Pensiun dari Dunia Digital

Pada usia 55 tahun, Syamsul memasuki masa pensiun dari dinas pemerintahan. Namun, semangatnya pada dunia teknologi tidak ikut pensiun. Ia mulai bergabung sebagai mentor di komunitas pengembang open-source di Surabaya. Ia mengajarkan Python, membimbing mahasiswa membuat aplikasi sederhana, dan bahkan belajar JavaScript dari anak-anak muda.

Ketika banyak orang seusianya sibuk bertani atau menikmati masa tua, Pak Syamsul justru membuat proyek sederhana: sebuah sistem pengingat sholat berbasis web yang ringan dan bisa diakses dari ponsel jadul sekalipun. Ia menjadi inspirasi.


---

BAB 5: Sosok Multigenerasi

Pak Syamsul tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga seorang pendengar. Ia paham bahwa dunia pemrograman terus berubah, dan ia tak segan belajar dari para developer muda. Ia kerap hadir dalam acara hackathon dan bahkan ikut memberi masukan pada proyek-proyek startup mahasiswa.

Saat ditanya apa rahasianya tetap relevan di usia senja, ia menjawab:

> "Ilmu itu bukan untuk disimpan, tapi diwariskan. Dan untuk mewariskan, kita harus tetap belajar agar tak tertinggal zaman."




---

BAB 6: Kolaborasi dengan PT Surabaya Solusi Integrasi

Pada tahun 2015, Pak Syamsul diajak bergabung sebagai penasihat teknis untuk PT Surabaya Solusi Integrasi, sebuah perusahaan teknologi yang sedang naik daun. Perusahaan ini ingin membangun sistem ERP berbasis cloud untuk UKM dan koperasi di Jawa Timur.

Peran Pak Syamsul sangat penting dalam merancang modul akuntansi dan logistik yang ramah pengguna. Ia membantu menyesuaikan sistem agar dapat digunakan oleh pelaku usaha kecil yang tidak memiliki latar belakang teknologi.

Ia menjadi contoh nyata bahwa pengalaman tak tergantikan, dan bahwa nilai tradisional bisa berpadu harmonis dengan inovasi modern.


---

BAB 7: Kode, Doa, dan Kebudayaan

Pak Syamsul memulai harinya dengan subuh berjamaah dan mengakhiri malam dengan menulis kode sambil ditemani bacaan tafsir Al-Qur'an. Bagi beliau, menulis kode adalah bentuk ibadah: menjadikan hidup orang lain lebih mudah lewat teknologi.

Ia pernah mengatakan:

> "Kalau Rasulullah berdagang dengan jujur, maka kita bisa berdagang aplikasi dengan akhlak. Jangan hanya cari cuan, cari juga keberkahan."




---

BAB 8: Menghadapi Tantangan Zaman

Di masa kini, AI, blockchain, dan cloud computing menjadi topik utama. Namun Pak Syamsul tidak tertinggal. Ia mempelajari AI dasar, memahami konsep cloud server, dan bahkan ikut serta dalam webinar internasional meski terkadang kesulitan dengan bahasa.

Baginya, usia bukan penghalang untuk belajar. Ia sempat membuat prototype sistem klasifikasi data koperasi berbasis decision tree menggunakan Python. Hasil karyanya kini digunakan sebagai dasar pelatihan di kampus teknik lokal.


---

BAB 9: Jejak yang Ditinggalkan

Generasi muda yang pernah dibimbing Pak Syamsul kini telah menjadi CTO, dosen, bahkan founder startup. Namun semua mereka sepakat bahwa nilai-nilai yang diajarkan Pak Syamsul adalah fondasi yang kuat:

Disiplin dalam dokumentasi

Menulis kode yang bersih

Membangun sistem dengan empati

Tidak pernah berhenti belajar


Salah satu mantan anak bimbingannya menulis di blog:

> "Dulu saya belajar Java dari buku Pak Syamsul yang sudah menguning. Tapi saya belajar hidup dari caranya bersikap."




---

BAB 10: Legasi Digital Sang Sepuh

Kini, Pak Syamsul telah berusia 78 tahun. Ia masih aktif sebagai kontributor forum diskusi teknologi dan menulis artikel di blog pribadinya. Di pojok rumahnya, ia membuat studio kecil tempat ia merekam video tutorial bagi generasi muda.

Meski tidak memiliki ribuan followers, kontennya dibagikan oleh banyak orang karena mengandung nilai, bukan sekadar tren. Ia tak pernah meminta balasan—cukup melihat orang lain terbantu, itu sudah menjadi kebahagiaan.


---

Penutup: Teknologi yang Memanusiakan

Artikel ini bukan hanya tentang seorang software engineer tua. Ini adalah kisah tentang semangat lintas generasi, tentang bagaimana teknologi bisa menjadi jembatan antara zaman, dan bagaimana nilai-nilai lokal tetap bisa hidup dalam dunia digital.

Pak Syamsul telah membuktikan bahwa menjadi software engineer bukan hanya soal teknologi, tetapi soal bagaimana kita memanusiakan teknologi itu sendiri.


---
PT SURABAYA SOLUSI INTEGRASI

PT SURABAYA SOLUSI INTEGRASI - JUAL BELI BLOG - JUAL BLOG UNTUK KEPERLUAN DAFTAR ADSENSE - BELI BLOG BERKUALITAS - HUBUNGI KAMI SEGERA

Post a Comment

Support By Yahoo!
Support By Bing

Previous Post Next Post