Menelusuri Jejak Dakwah Islam Awal di Tanah Majapahit



Ziarah Makam Sayyid Jumadil Kubro di Mojokerto: Menelusuri Jejak Dakwah Islam Awal di Tanah Majapahit

Pendahuluan

Indonesia adalah negeri yang kaya akan warisan spiritual. Di berbagai daerah, makam para ulama dan wali menjadi pusat ziarah yang bukan hanya menyentuh sisi religi, tapi juga menyimpan nilai sejarah yang tak ternilai. Salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam di tanah Jawa adalah Sayyid Jumadil Kubro, sosok yang disebut-sebut sebagai leluhur para Wali Songo, penyebar agama Islam di Nusantara.

Makam beliau yang berada di Mojokerto, tepatnya di kawasan Trowulan, menjadi magnet spiritual yang dikunjungi ribuan peziarah setiap tahunnya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi secara mendalam siapa Sayyid Jumadil Kubro, sejarah makamnya, nilai-nilai yang diwariskan, hingga bagaimana masyarakat Mojokerto merawat dan melestarikan warisan dakwah Islam yang beliau bawa.


Bab 1: Siapakah Sayyid Jumadil Kubro?

1.1 Asal-Usul dan Keturunan

Sayyid Jumadil Kubro adalah seorang ulama besar dari Hadramaut, Yaman. Ia merupakan keturunan Rasulullah SAW melalui jalur Imam Husain bin Ali. Nama lengkapnya sering disebut Sayyid Ahmad Jumadil Kubro bin Abdullah Azmatkhan, dan dalam banyak kitab klasik, ia disebut sebagai bagian dari silsilah dakwah Islam di Asia Tenggara.

Kedatangan beliau ke tanah Jawa sekitar abad ke-14 bukan sekadar perjalanan spiritual, melainkan misi besar: menyebarkan Islam secara damai melalui pendekatan budaya lokal.

1.2 Hubungan dengan Wali Songo

Dalam banyak versi sejarah, Sayyid Jumadil Kubro adalah ayah dari Sayyid Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) atau setidaknya masih dalam jalur keluarga dekat. Sunan Gresik adalah salah satu dari Wali Songo yang memulai dakwah Islam di wilayah Gresik, Surabaya, dan sekitarnya.

Artinya, Sayyid Jumadil Kubro adalah figur kunci dalam terbentuknya jaringan dakwah Islam yang rapi dan berkelanjutan, yang kelak melahirkan tokoh-tokoh seperti Sunan Ampel, Sunan Bonang, hingga Sunan Kalijaga.


Bab 2: Sejarah Makam Sayyid Jumadil Kubro di Mojokerto

2.1 Lokasi dan Arsitektur

Makam Sayyid Jumadil Kubro terletak di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, tidak jauh dari situs-situs peninggalan Kerajaan Majapahit. Keberadaannya di kawasan ini sangat simbolis, mengingat Trowulan adalah pusat pemerintahan Majapahit — kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara.

Bangunan makam terbuat dari kayu jati yang diukir indah, dengan tulisan kaligrafi emas berupa Asmaul Husna yang menghiasi dinding. Pintu masuk bertuliskan "Sayyid Jumadil Kubro" dalam huruf Arab dan Latin. Ruangan di dalamnya sangat terjaga kesuciannya. Pengunjung hanya diperbolehkan berdoa dari luar pagar, sambil membaca tahlil atau surat-surat pendek Al-Qur'an.

2.2 Perawatan dan Pengelolaan

Pengelolaan makam dilakukan oleh juru kunci dan warga sekitar, dibantu oleh pemerintah daerah serta lembaga-lembaga keagamaan. Perawatan dilakukan secara berkala, termasuk pengecatan, pembersihan area ziarah, dan penataan tempat duduk bagi peziarah.

Tak hanya itu, pada momen tertentu seperti malam Jumat Legi atau Maulid Nabi, diadakan haul akbar, yang dihadiri ribuan jamaah dari Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga luar pulau.


Bab 3: Tradisi Ziarah dan Spiritualitas

3.1 Niat Ziarah

Ziarah ke makam Sayyid Jumadil Kubro bukanlah bentuk penyembahan, melainkan sebagai bentuk penghormatan kepada ulama yang telah menyebarkan Islam. Ziarah dilakukan dengan membaca Surah Al-Fatihah, Surah Yasin, Tahlil, dan doa untuk para wali serta keluarga peziarah.

Niat ini bertujuan mempererat hubungan spiritual antara generasi Islam sekarang dengan para pendahulu yang telah berjuang melalui dakwah.

3.2 Tata Cara Ziarah

Berikut adalah tata cara ziarah yang biasa dilakukan:

  1. Bersuci (wudhu) sebelum masuk area makam.
  2. Memulai dengan salam dan membaca Surah Al-Fatihah.
  3. Dilanjutkan dengan tahlil bersama dan doa.
  4. Tidak berbicara keras atau bermain-main.
  5. Dilarang mengambil tanah atau benda dari area makam.
  6. Menjaga adab dan kesopanan selama berada di lokasi.

Bab 4: Mojokerto dalam Peta Dakwah Islam

4.1 Dari Majapahit ke Mojokerto Islam

Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu-Buddha yang sangat kuat, namun seiring runtuhnya kerajaan, muncul kekuatan baru berupa pesantren dan peradaban Islam. Mojokerto menjadi tempat peralihan antara budaya klasik dan nilai-nilai Islam, yang menyatu secara harmonis.

4.2 Pesantren dan Gerakan Keislaman

Kini, Mojokerto menjadi rumah bagi banyak pesantren tradisional, seperti:

  • Ponpes Amanatul Ummah
  • Ponpes Riyadlul Jannah
  • Ponpes Al-Abror

Para santri di pesantren ini rutin melakukan ziarah ke makam Sayyid Jumadil Kubro sebagai bentuk khidmah dan latihan spiritual.


Bab 5: Ekonomi Kerakyatan Berbasis Ziarah

5.1 Warung dan UMKM di Sekitar Makam

Ziarah membawa manfaat ekonomi bagi warga sekitar. Banyak UMKM tumbuh subur menjual aneka barang Islami:

  • Tasbih kayu
  • Kitab kuning
  • Jubah & peci
  • Madu, minyak zaitun, kurma
  • Air doa

Warga menyambut para peziarah dengan keramahan dan turut menjaga keamanan lingkungan.

5.2 Homestay dan Wisata Religi

Beberapa rumah warga diubah menjadi homestay atau penginapan sederhana untuk para peziarah dari luar kota. Bahkan kini telah ada paket wisata religi Mojokerto-Gresik-Surabaya yang dikelola oleh agen perjalanan Islami.


Bab 6: Jejak Budaya Islam dalam Arsitektur dan Seni Mojokerto

Ukiran kayu pada bangunan makam Sayyid Jumadil Kubro menjadi contoh akulturasi antara seni Jawa dan Islam. Motif-motif daun, bunga teratai, dan kaligrafi Arab menunjukkan betapa Islam datang tidak menggantikan budaya lokal, tetapi memperindahnya.


Bab 7: Perayaan dan Haul Akbar

Haul Sayyid Jumadil Kubro diperingati setiap tahun dan dihadiri ribuan jamaah. Acara ini biasanya berisi:

  • Pembacaan Maulid Diba'
  • Ceramah agama dari ulama NU dan habaib
  • Dzikir bersama
  • Santunan anak yatim

Haul ini menjadi momentum mempererat ukhuwah Islamiyah dan mengenalkan nilai-nilai dakwah kepada generasi muda.


Bab 8: Edukasi Sejarah Islam untuk Pelajar

Banyak sekolah dan madrasah di Mojokerto menjadikan ziarah ke makam Sayyid Jumadil Kubro sebagai program tahunan. Anak-anak diajak mengenal sejarah Islam sejak dini, serta diajarkan akhlak dalam berziarah. Ini menjadi bentuk pendidikan karakter berbasis nilai religius.


Bab 9: Dukungan Pemerintah dan Peran Masyarakat

Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Pariwisata dan Kemenag memberikan dukungan terhadap pelestarian makam melalui:

  • Pemasangan plakat informasi sejarah
  • Renovasi berkala
  • Pembinaan juru kunci dan pengelola makam

Masyarakat pun aktif dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan area ziarah.


Bab 10: Kesimpulan – Menjaga Warisan, Menyambung Doa

Ziarah ke makam Sayyid Jumadil Kubro di Mojokerto bukanlah ritual kosong. Ia adalah jembatan spiritual yang menghubungkan masa lalu dan masa kini, antara ulama dakwah dengan generasi modern. Nilai-nilai seperti toleransi, cinta damai, dan semangat ilmu yang dibawa oleh beliau menjadi bekal penting dalam menghadapi tantangan zaman.

Dengan merawat makam ini, Mojokerto tidak hanya menjaga situs sejarah, tetapi juga menyambung sanad dakwah yang penuh berkah dan cinta.

PT SURABAYA SOLUSI INTEGRASI

PT SURABAYA SOLUSI INTEGRASI - JUAL BELI BLOG - JUAL BLOG UNTUK KEPERLUAN DAFTAR ADSENSE - BELI BLOG BERKUALITAS - HUBUNGI KAMI SEGERA

Post a Comment

Support By Yahoo!
Support By Bing

Previous Post Next Post