---
Kunjungan Ziarah ke Makam KH. Hasyim Asy'ari di Komplek Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang
Pada hari Ahad, 27 Juli 2025, ribuan peziarah dari berbagai daerah memadati kompleks Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur. Dalam suasana khidmat dan penuh kekeluargaan, mereka datang untuk berziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasyim Asy'ari, serta para tokoh ulama besar lainnya yang dimakamkan di tempat ini.
Bangunan yang tampak pada gambar adalah gerbang utama masuk ke area makam keluarga besar Pesantren Tebuireng. Di bagian atas bangunan tersebut terpampang jelas tulisan "Pondok Pesantren Tebuireng", lengkap dengan tanggal berdirinya: 26 Rabiul Awal 1317 H / 1899 M. Arsitektur bangunan terlihat megah dan modern, namun tetap mempertahankan unsur klasik khas pesantren tradisional.
Antrean peziarah tampak mengular, dengan mayoritas pengunjung mengenakan busana muslim yang rapi dan sopan. Kaum perempuan tampak mengenakan gamis dan hijab, sedangkan kaum laki-laki mengenakan baju koko, sarung, dan peci. Suasana ini menjadi bukti kuat bahwa Pesantren Tebuireng tidak hanya menjadi pusat pendidikan Islam, tetapi juga menjadi destinasi spiritual yang sangat dihormati.
Tampak pula sekelompok santriwati berjilbab ungu yang berbaris rapi, seolah menyambut para peziarah dengan hangat. Pemandangan ini menunjukkan bahwa kegiatan ziarah berjalan secara tertib dan terorganisir, dengan keterlibatan aktif para santri dalam menjaga adab dan ketertiban kawasan pesantren.
Pesantren Tebuireng merupakan salah satu pesantren tertua dan paling berpengaruh di Indonesia. Didirikan oleh KH. Hasyim Asy'ari, pesantren ini tidak hanya menjadi tempat pendidikan agama, tetapi juga menjadi pusat perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan hingga kini masih terus mencetak tokoh-tokoh penting bangsa, termasuk cucunya, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga dimakamkan di kompleks ini.
Ziarah ke Tebuireng bukan sekadar kegiatan spiritual, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap warisan keilmuan dan perjuangan para ulama. Banyak keluarga, rombongan sekolah, hingga pesantren lain yang datang untuk mendapatkan keberkahan serta mengambil pelajaran dari sejarah perjuangan dan pemikiran para pendiri pesantren.
---