---
Dedikasi Tanpa Batas: Kisah Seorang Software Engineer Senior di Era Digital
Pendahuluan
Zaman boleh berganti, teknologi boleh berkembang, tetapi semangat dan dedikasi tidak pernah lekang oleh waktu. Di tengah gempuran dunia digital yang semakin maju, kisah seorang pria tua berkoko marun dan kopiah hitam emas menjadi inspirasi tentang bagaimana seorang veteran teknologi mampu bertahan dan memberi kontribusi besar di dunia yang terus berubah. Artikel ini adalah penghormatan kepada sosok-sosok langka seperti beliau—seorang software engineer senior yang tetap berkarya, membimbing generasi muda, dan tidak pernah berhenti belajar.
---
Bab 1: Awal Mula Perjalanan
Sebelum dunia mengenal internet, sebelum istilah "startup" menjadi populer, dan sebelum coding diajarkan secara masif, pria ini telah lebih dulu mengenal dunia perangkat lunak. Pada masa mudanya, komputer masih menjadi barang langka. Ia belajar dari buku manual, membongkar perangkat keras milik teman, dan menulis baris kode dalam bahasa mesin dan Assembly di mesin terminal.
Beliau memulai kariernya sebagai teknisi komputer analog di salah satu kantor pemerintahan pada era 70-an. Kemudian beranjak menjadi pengembang perangkat lunak sederhana berbasis DOS untuk sistem administrasi, dan terus berkembang seiring waktu.
---
Bab 2: Dari Fortran hingga Python
Perjalanan bahasa pemrograman yang beliau kuasai sangatlah panjang. Mulai dari Fortran, Pascal, BASIC, hingga kini aktif menggunakan Python dan JavaScript. Saat banyak orang seusianya pensiun dari dunia teknologi, beliau justru semakin aktif mengikuti seminar, pelatihan daring, dan bahkan menjadi mentor di berbagai komunitas pengembang di Surabaya.
Kata-katanya yang terkenal:
> "Jangan biarkan usia mengalahkan rasa ingin tahu. Kalau anak muda bisa coding, kenapa saya tidak?"
---
Bab 3: Bergabung dengan PT Surabaya Solusi Integrasi
Titik balik terpenting dalam kariernya adalah saat bergabung dengan PT Surabaya Solusi Integrasi (SSI)—perusahaan yang dikenal progresif dalam dunia teknologi. Meskipun secara umur ia jauh di atas rekan kerjanya, kemampuannya dalam menganalisis sistem legacy dan menjembatani generasi baru dengan sistem lama sangat dibutuhkan.
SSI melihatnya bukan sebagai orang tua yang harus pensiun, melainkan sebagai aset penting perusahaan.
---
Bab 4: Menjadi Mentor Teknologi
Salah satu program unggulan SSI adalah "Teknologi Untuk Semua Usia"—sebuah inisiatif untuk mendorong literasi digital lintas generasi. Beliau menjadi mentor tetap dalam program ini.
Di sana, beliau mengajar:
Dasar pemrograman Python dan JavaScript
Logika algoritma
Cara berpikir sistematis dalam pemecahan masalah teknologi
Tidak sedikit peserta yang merasa bahwa pendekatan beliau lebih membumi dan penuh kesabaran.
---
Bab 5: Proyek Terbesar: Transformasi Digital UMKM
Beliau menjadi koordinator teknis dalam proyek digitalisasi UMKM binaan PT SSI. Dalam program ini, ratusan UMKM di Surabaya diajarkan cara menggunakan aplikasi keuangan, membuat website, hingga menghubungkan sistem pembayaran QRIS.
Beliau membuat sistem POS (Point of Sales) sederhana yang dapat digunakan di berbagai perangkat tanpa perlu koneksi internet terus-menerus. Sistem ini kini digunakan oleh lebih dari 350 UMKM binaan.
---
Bab 6: Kehidupan Sehari-hari
Di luar pekerjaan, beliau tetap aktif mengikuti perkembangan teknologi. Bangun pagi, menyeduh kopi, membaca berita teknologi di tablet, dan memeriksa repo GitHub—itulah rutinitasnya. Ia juga senang membagikan ilmu di YouTube dan sering menjadi pembicara dalam webinar bertema "Teknologi untuk Lansia".
Saat ditanya rahasia tetap semangat di usia senja, beliau hanya tersenyum dan berkata:
> "Ilmu adalah ladang amal. Setiap baris kode yang saya tulis, saya niatkan sebagai sedekah untuk memudahkan hidup orang lain."
---
Bab 7: Teknologi sebagai Alat, Bukan Tujuan
Beliau selalu menekankan bahwa teknologi hanyalah alat. Yang lebih penting adalah bagaimana kita menggunakannya untuk memberi manfaat bagi banyak orang. Filosofinya sederhana: kode yang baik bukanlah kode yang rumit, tapi kode yang dimengerti dan digunakan orang awam dengan mudah.
Dalam berbagai kesempatan, beliau juga berbagi nilai-nilai luhur seperti kejujuran dalam coding (tidak copy-paste tanpa paham), menghargai waktu tim, dan membangun sistem yang berkelanjutan.
---
Bab 8: Tantangan Usia dan Adaptasi
Tak bisa dipungkiri, di dunia yang sangat cepat seperti teknologi, usia sering kali dianggap sebagai penghambat. Tapi tidak baginya. Ia justru menjadikan pengalaman sebagai modal besar.
Ia belajar menggunakan AI Copilot, memahami dasar-dasar machine learning, dan bahkan membuat API untuk keperluan prediksi stok barang di minimarket. Meskipun lambat dalam mengetik, tapi keakuratan dan ketelitiannya sangat dihargai oleh timnya.
---
Bab 9: Inspirasi Generasi Muda
Banyak programmer muda yang mengaku terinspirasi oleh beliau. Tak sedikit yang menjadikan kisah hidupnya sebagai motivasi untuk tidak menyerah, bahkan saat merasa stuck di tengah belajar coding.
Kisah beliau mengajarkan bahwa teknologi bukan milik kaum muda saja, melainkan milik siapa pun yang mau belajar dan terus mencoba.
---
Bab 10: Warisan Digital dan Sosial
Kini, beliau tengah menyusun dokumentasi lengkap proyek-proyeknya dalam bentuk open-source agar bisa dipelajari oleh siapa pun secara gratis. Ia juga menulis buku berjudul "Coding dengan Hati" yang memadukan cerita hidup dan prinsip-prinsip software engineering yang membumi.
---
Kesimpulan
Dunia teknologi kerap digambarkan sebagai milik anak muda. Tapi kenyataannya, ia adalah dunia untuk semua orang yang berpikir dan terus belajar. Sosok software engineer senior ini adalah bukti nyata bahwa umur hanyalah angka. Dedikasi, semangat belajar, dan niat untuk memberi manfaat jauh lebih penting.
Semoga cerita beliau menginspirasi kita semua—bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar, dan bahwa setiap baris kode bisa menjadi ladang kebaikan.
---
Catatan: Artikel ini didedikasikan untuk seluruh insan teknologi yang tetap semangat belajar dan berbagi, tanpa batas usia.
---