Merajut Kebersamaan dan Melestarikan Budaya Lewat Praktik Membuat Makanan Tradisional di Sekolah
Pendahuluan
Kegiatan belajar tidak selalu harus dilakukan dengan membaca buku di dalam kelas. Pembelajaran yang menyenangkan justru bisa terjadi saat siswa diajak untuk langsung terlibat dalam aktivitas yang bermakna, aplikatif, dan menyentuh kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah melalui kegiatan praktik membuat makanan tradisional Indonesia. Di sinilah bukan hanya ilmu yang ditanamkan, tapi juga nilai-nilai kebersamaan, kerja sama, dan pelestarian budaya.
Pada hari Jumat, 15 Februari 2025, sebuah kegiatan menarik terselenggara di salah satu ruang kelas sebuah SD. Sekelompok siswa dari kelas menengah mengenakan seragam Pramuka lengkap, mengikuti kegiatan bertema "Makanan Tradisional Nusantara." Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan pembuatan makanan khas Indonesia — singkong manis — yang sederhana namun penuh makna.
Kegiatan yang Penuh Warna dan Makna
Kegiatan tersebut dirancang sebagai bagian dari pembelajaran tematik yang mengintegrasikan beberapa kompetensi, seperti Bahasa Indonesia (melatih kemampuan presentasi dan membaca resep), Ilmu Pengetahuan Alam (mengenal sifat bahan makanan), Pendidikan Kewarganegaraan (mengenalkan budaya daerah), hingga Seni Budaya dan Keterampilan (presentasi visual dan kreativitas penyajian makanan).
Anak-anak tampak sangat antusias sejak pagi hari. Mereka membawa bahan-bahan yang dibutuhkan dari rumah, seperti singkong yang sudah dikupas dan dipotong, gula merah, kelapa parut, daun pandan, serta daun pisang untuk penyajian. Kegiatan ini tentu dibantu dan dibimbing oleh guru kelas dan wali murid yang terlibat.
Dalam foto yang diabadikan pukul 08.31 WIB tersebut, terlihat empat siswa berdiri berdampingan dengan penuh percaya diri. Dua siswa perempuan yang mengenakan jilbab cokelat dan seragam Pramuka sedang memegang nampan berisi hasil masakan mereka. Singkong manis tersebut disusun rapi di atas lembaran daun pisang, memberikan kesan alami dan tradisional yang kuat. Di sisi lain, seorang siswa laki-laki memegang lembar presentasi resep, sedangkan temannya membawa mikrofon untuk menjelaskan proses pembuatan makanan tersebut di depan kelas.
Belajar Lewat Pengalaman Langsung
Metode belajar seperti ini dikenal sebagai experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman. Anak-anak tidak hanya menghafal nama makanan atau bahan-bahannya, tetapi juga mengalami langsung bagaimana cara membuat, menyajikan, dan menjelaskan makanan tersebut kepada orang lain.
Berikut adalah beberapa nilai dan keterampilan yang diasah melalui kegiatan ini:
1. Kognitif (Pengetahuan)
Anak-anak belajar mengenai bahan makanan lokal, proses memasak yang aman, mengenali cita rasa, serta mengembangkan kosa kata baru dari resep dan instruksi lisan.
2. Psikomotorik (Keterampilan)
Melatih keterampilan tangan dalam menyiapkan bahan, mengukur takaran, mencampur bahan, dan menyusun makanan di piring saji.
3. Afektif (Sikap dan Nilai)
Menumbuhkan kerja sama dalam tim, tanggung jawab terhadap tugas masing-masing, serta menghargai budaya makanan tradisional.
4. Komunikatif
Anak-anak belajar menyampaikan informasi secara lisan melalui presentasi, serta mengasah rasa percaya diri di depan publik.
Mengenal Lebih Dekat: Singkong Manis
Singkong manis adalah camilan tradisional yang terbuat dari bahan utama singkong, sebuah umbi-umbian yang sangat umum dan mudah ditemukan di Indonesia. Makanan ini biasanya dikukus atau direbus, kemudian ditambahkan parutan kelapa dan gula merah cair sebagai pelengkap. Selain rasanya yang lezat, singkong manis juga menyehatkan karena rendah lemak dan bebas pengawet.
Melalui pengenalan singkong manis, anak-anak juga belajar tentang pentingnya makanan lokal yang murah, sehat, dan bergizi. Mereka diajak untuk lebih menghargai kekayaan pangan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yang tak kalah dari makanan impor atau makanan cepat saji yang sering dipromosikan di media.
Langkah-Langkah Pembuatan Singkong Manis (Versi Siswa):
1. Kupas singkong, cuci bersih, dan potong-potong sesuai selera.
2. Kukus singkong hingga empuk (±30 menit).
3. Sambil menunggu singkong matang, panaskan gula merah yang sudah disisir bersama sedikit air dan daun pandan untuk membuat saus manis.
4. Parut kelapa muda dan campur dengan sedikit garam.
5. Setelah singkong matang, sajikan di atas daun pisang, taburi kelapa parut, lalu siram dengan gula merah cair.
6. Sajikan hangat atau dingin sesuai selera.
Pelestarian Budaya Lewat Pendidikan
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari pelestarian budaya melalui pendidikan. Di tengah maraknya makanan modern, memperkenalkan makanan tradisional kepada generasi muda menjadi langkah strategis agar kekayaan kuliner Indonesia tidak hilang ditelan zaman.
Banyak anak-anak masa kini yang lebih mengenal burger, pizza, atau nugget dibandingkan dengan makanan khas daerahnya sendiri. Oleh karena itu, sekolah memiliki peran penting untuk menjembatani pemahaman ini dengan kegiatan-kegiatan yang aplikatif dan menyenangkan.
Kebersamaan yang Tercipta
Nilai kebersamaan sangat terasa dalam kegiatan ini. Anak-anak bekerja dalam kelompok kecil, berbagi tugas dan saling membantu. Ada yang bertugas membawa bahan, ada yang menyiapkan peralatan, ada yang menyusun hasil masakan, hingga yang bertugas untuk berbicara di depan kelas.
Tak jarang terdengar gelak tawa dan canda saat mereka menyiapkan makanan bersama. Beberapa anak mungkin belum pernah memasak sebelumnya, namun melalui bimbingan guru dan temannya, mereka bisa belajar dengan cepat.
Suasana inilah yang menjadikan kegiatan belajar terasa lebih hidup dan bermakna. Mereka tidak hanya duduk diam dan mencatat pelajaran, tetapi terlibat aktif, saling bekerja sama, dan menikmati prosesnya.
Peran Guru dan Sekolah
Guru memiliki peran sangat penting dalam merancang dan mengarahkan kegiatan seperti ini. Guru bertindak sebagai fasilitator yang membantu anak-anak merencanakan, mempersiapkan, dan menjalankan kegiatan. Dengan pendekatan yang fleksibel namun terstruktur, guru bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus produktif.
Sekolah juga perlu memberikan ruang bagi kegiatan semacam ini secara rutin. Tidak hanya fokus pada hasil ujian atau nilai akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter dan kemampuan sosial anak.
Kesimpulan
Kegiatan praktik membuat makanan tradisional seperti singkong manis bukan hanya sekadar aktivitas memasak biasa. Di dalamnya terkandung banyak nilai pendidikan yang dapat membentuk kepribadian dan keterampilan hidup anak-anak sejak dini. Mereka belajar tentang budaya, bekerja dalam tim, mengasah kreativitas, dan tampil percaya diri di depan umum.
Foto empat siswa yang berdiri bangga dengan hasil karya mereka adalah simbol nyata dari proses belajar yang berhasil: senyum penuh semangat, hidangan yang disusun rapi, dan presentasi yang disiapkan dengan baik — semuanya mencerminkan bahwa pendidikan yang menyenangkan mampu meninggalkan kesan mendalam dalam diri siswa.
Semoga semakin banyak sekolah yang menyadari pentingnya kegiatan semacam ini, sehingga generasi muda kita tumbuh tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berakar pada budaya, mandiri dalam tindakan, dan harmonis dalam kebersamaan.
---