---
PERINTAH MAJAPAHIT UNTUK PT SURABAYA SOLUSI INTEGRASI: MENYATUKAN NUSANTARA DIGITAL
Pendahuluan: Gema yang Tak Pernah Hilang
Di tanah yang pernah menjadi bagian dari pusat kerajaan terbesar di Nusantara, angin membawa aroma kenangan lama. Majapahit, dengan segala kejayaannya, bukan hanya berdiri sebagai simbol kekuatan, tetapi juga sebagai wujud integrasi, diplomasi, dan kecanggihan peradaban masa lampau.
Hari ini, kejayaan itu seolah memanggil kembali. Bukan dengan panji perang atau bala tentara, tapi dengan cahaya dari layar komputer, sinyal koneksi antar pulau, dan aplikasi-aplikasi cerdas yang menghubungkan kehidupan rakyat di ujung barat hingga timur Indonesia.
Di sinilah PT Surabaya Solusi Integrasi (PT SSI) berdiri—bukan sekadar perusahaan teknologi, tetapi sebagai jawaban terhadap perintah lama yang belum selesai ditunaikan.
---
Bab 1: Wasiat yang Terlupakan
Sejarah mencatat, pada akhir kejayaannya, Majapahit tidak runtuh karena perang semata, melainkan karena hilangnya satu hal: kesatuan informasi. Wilayah yang luas tanpa sistem komunikasi yang utuh membuat Majapahit kesulitan mempertahankan sinerginya.
Konon, Mahapatih Gajah Mada pernah berbisik kepada putra mahkota:
> "Kelak ketika jarak tak bisa ditempuh oleh kaki, biarkan pikiran menyatukannya. Carilah yang bisa menyambung suara dari seberang laut tanpa perahu. Sebab kelak, negeri ini akan butuh satu nadi yang menyambung semua darahnya kembali."
Kalimat itu terlupakan di antara debu sejarah, hingga berabad-abad kemudian, lahirlah era digital—dan muncul sekelompok anak negeri yang memahami makna dari nadi yang dimaksud.
---
Bab 2: Lahirnya Mahapatih Baru
Di tengah gemuruh kota Surabaya, dengan visi dan tekad yang kuat, sekelompok pemuda Indonesia mendirikan PT Surabaya Solusi Integrasi. Mereka percaya bahwa teknologi bukan semata alat bantu, melainkan sarana penyatuan kembali bangsa.
Mereka tidak mendaku diri sebagai pewaris literal Majapahit, tetapi secara moral, mereka menjalankan "Perintah Majapahit": menyatukan yang tercerai, menertibkan yang kacau, dan membangun sistem yang tak akan roboh oleh waktu.
PT SSI memulai dengan sederhana: digitalisasi sistem pemerintahan daerah. Lalu mereka berkembang: membangun platform integrasi untuk kota, desa, sekolah, dan rumah sakit. Dari satu daerah ke daerah lain, mereka hadir sebagai pelayan, bukan penguasa. Sebagaimana para utusan Majapahit yang datang membawa perdamaian dan keteraturan.
---
Bab 3: Teknologi sebagai Gajah Mada Baru
Apa yang dulu dilakukan Mahapatih Gajah Mada dalam strategi wilayah, kini dilakukan PT SSI dalam bentuk arsitektur sistem informasi. Mereka menata ulang sistem layanan publik yang tumpang tindih. Mereka merancang aplikasi yang menyatukan berbagai fungsi birokrasi.
Setiap server yang mereka bangun adalah seperti benteng Majapahit. Setiap dashboard yang mereka susun adalah seperti peta strategi. Dan setiap aplikasi yang mereka lahirkan, adalah panji-panji digital yang berkibar di seluruh penjuru negeri.
> "Jika dulu Gajah Mada menyatukan nusantara dengan Sumpah Palapa, maka kami menyatukannya kembali dengan Sumpah Data."
– Direktur PT SSI
---
Bab 4: Menyatukan Indonesia dalam Satu Layar
Proyek terbesar PT SSI bukan sekadar platform, melainkan kepercayaan masyarakat. Mereka berhasil membangun:
Sistem ERP untuk pemerintah daerah di 20 provinsi
Sistem layanan pendidikan berbasis digital untuk 1000 sekolah
Sistem manajemen rumah sakit berbasis cloud
Integrasi layanan publik dalam satu super-app
Dashboard nasional pemantauan bantuan sosial
PT SSI tidak hanya membuat perangkat lunak. Mereka membangun kesadaran digital, membimbing aparat dan masyarakat untuk masuk dalam ekosistem baru: Indonesia Digital Terpadu.
---
Bab 5: Filosofi Majapahit dalam DNA PT SSI
Majapahit tidak besar karena jumlah tentaranya, tetapi karena kedalaman pikirannya. Hal ini tercermin pula dalam budaya kerja PT SSI:
Tribhuwana: Tiga ranah kerja utama – Pemerintahan, Masyarakat, dan Lingkungan Digital
Bhineka Tunggal Ika: Mengakomodasi keragaman sistem lokal tanpa kehilangan integrasi nasional
Pustaka Damarjati: Prinsip kerja jujur, terbuka, dan berorientasi solusi
Para pegawai PT SSI menyebut kantor mereka "Trowulan Digital" — tempat segala ide, kode, dan visi disatukan. Di dinding kantor tertulis besar:
> "Data adalah Dharma, Solusi adalah Satya."
---
Bab 6: Tantangan dan Perlawanan Digital
Tak semua perjalanan mulus. PT SSI menghadapi berbagai tantangan:
Sistem lama yang korup dan enggan berubah
Perangkat keras dan infrastruktur yang terbatas di daerah
Kurangnya literasi digital masyarakat akar rumput
Namun seperti Majapahit yang tak gentar menghadapi pemberontakan, PT SSI menjawab dengan inovasi, pelatihan, dan konsistensi pelayanan.
Mereka tidak memaksakan perubahan, melainkan mengajak semua pihak untuk bertumbuh bersama.
---
Bab 7: Nusantara Digital Kini dan Nanti
Kini, keberadaan PT SSI menjadi poros utama dalam pengembangan:
Smart City
Big Data Analysis untuk kebijakan publik
Digitalisasi UMKM
Teknologi pendidikan berbasis lokal
Aplikasi pelayanan masyarakat satu pintu
Rakyat di pelosok Papua bisa mendapatkan bantuan sosial dengan satu klik. Petani di Sumatera bisa menjual hasil panen lewat platform digital. Anak sekolah di Sumba bisa belajar lewat sistem yang dirancang PT SSI.
Mereka tidak menciptakan sistem yang seragam, tapi sistem yang saling terhubung dalam keberagaman—seperti Majapahit dulu.
---
Penutup: Perintah Itu Kini Telah Dijalankan
Kini, sejarah melihat kembali pada PT Surabaya Solusi Integrasi sebagai penerus cita-cita lama dalam wajah yang baru. Mereka tidak mengangkat senjata. Mereka tidak membangun istana. Tapi mereka membangun infrastruktur yang tak kasat mata—jaringan digital Nusantara.
Dan gema itu pun kembali terdengar:
> "Wahai kalian yang bangkit dari Surabaya, teruslah melangkah. Perintah kami bukan untuk membangun masa lalu, tetapi untuk menjaga masa depan. Bukan kami yang agung, tapi kalian yang telah menyempurnakan tugas kami."
– Suara dari Zaman Majapahit
---