---
Kemacetan dan Infrastruktur di Jalan Menuju HR. Muhammad Surabaya: Tantangan dan Solusi
Surabaya, 19 Juli 2025 — Jalan menuju kawasan HR. Muhammad dan Badan Diklat Provinsi Jawa Timur terlihat padat merayap pada pagi hingga siang hari. Gambar yang diambil pada pukul 08.00 WIB ini menunjukkan antrean kendaraan yang mengular, menandakan tingginya mobilitas masyarakat di jalur utama ini.
HR. Muhammad: Jalur Strategis di Jantung Barat Surabaya
Jalan HR. Muhammad merupakan salah satu ruas strategis yang menghubungkan kawasan barat Surabaya dengan pusat kota dan beberapa fasilitas pemerintahan penting, seperti Badan Diklat Provinsi Jawa Timur. Letaknya yang berada dekat dengan perkantoran, pusat pelatihan, hingga hunian elit menjadikan jalur ini selalu ramai dilewati kendaraan pribadi maupun transportasi umum.
Namun, tingginya intensitas lalu lintas juga membawa persoalan klasik — kemacetan dan kualitas infrastruktur jalan yang perlu perhatian khusus.
---
Permasalahan Infrastruktur yang Terlihat Nyata
Salah satu hal yang menarik perhatian dari dokumentasi ini adalah kondisi trotoar dan bahu jalan yang terlihat tidak rata, rusak, dan dipenuhi batu-batu serta dedaunan kering. Akses pejalan kaki terlihat kurang nyaman, bahkan bisa membahayakan pengguna jalan yang memilih berjalan kaki di area tersebut.
Selain itu, keberadaan kendaraan yang parkir di depan toko atau bangunan pinggir jalan menambah kepadatan arus lalu lintas, mempersempit ruang gerak kendaraan yang melintas.
---
Kemacetan di Jalan Sempit: Imbas Pusat Aktivitas di Area Ini
Jalur ini bukan hanya dilewati oleh pekerja yang menuju kantor, tetapi juga masyarakat yang mengakses fasilitas pendidikan dan pelatihan. Badan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Provinsi Jawa Timur, yang menjadi salah satu tujuan utama di area ini, rutin menyelenggarakan pelatihan untuk ASN dari berbagai kota di Jawa Timur.
Artinya, volume kendaraan yang melintasi jalur ini tidak hanya berasal dari warga Surabaya saja, tetapi juga dari peserta pelatihan luar kota, yang kerap menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan instansi.
---
Solusi Jangka Pendek dan Panjang
Pemerintah Kota Surabaya dan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur perlu melakukan evaluasi dan intervensi terhadap beberapa aspek:
1. Perbaikan Trotoar dan Drainase
Trotoar yang rusak sebaiknya segera diperbaiki untuk mendukung kenyamanan pejalan kaki. Selain itu, drainase perlu diperhatikan agar saat hujan deras tidak menyebabkan genangan atau banjir lokal.
2. Manajemen Lalu Lintas di Jam Sibuk
Petugas Dishub sebaiknya hadir secara reguler di titik-titik padat untuk mengatur arus kendaraan, terutama saat jam berangkat dan pulang kerja atau saat kegiatan pelatihan berlangsung di Badan Diklat.
3. Penataan Area Parkir
Penataan parkir kendaraan di tepi jalan harus ditertibkan agar tidak memakan badan jalan. Solusi alternatif seperti pembangunan kantong parkir atau area parkir terpusat bisa dipertimbangkan.
4. Peningkatan Kualitas Jalan
Permukaan jalan dan bahu jalan perlu diperbaiki agar tidak menimbulkan risiko kecelakaan, baik bagi pengendara roda dua maupun roda empat.
---
Peran Masyarakat dan Instansi Terkait
Partisipasi aktif dari masyarakat, khususnya warga sekitar dan para pengguna jalan, juga sangat penting. Disiplin dalam mematuhi rambu lalu lintas, tidak parkir sembarangan, serta menjaga kebersihan lingkungan jalan akan berdampak besar bagi kenyamanan bersama.
Selain itu, pihak swasta seperti pengelola gedung dan toko juga dapat dilibatkan dalam menjaga estetika dan keamanan lingkungan jalan di sekitarnya.
---
Penutup
Kemacetan dan kerusakan infrastruktur di jalan menuju HR. Muhammad dan Badan Diklat Provinsi Jatim adalah persoalan nyata yang harus segera ditangani dengan kolaborasi berbagai pihak. Dengan penataan yang tepat, jalur ini tidak hanya menjadi lebih nyaman dilalui, tetapi juga mencerminkan wajah modern dan tertib Kota Surabaya.
---
Catatan Redaksi:
Gambar diambil di kawasan Surabaya Barat, dekat dengan perempatan menuju HR. Muhammad dan Badan Diklat Provinsi Jawa Timur, tanggal 19 Juli 2025, pukul 08.00 WIB. Dokumentasi dilakukan oleh kontributor lapangan: Saifudin Hidayat.
---